Jumat, 03 Februari 2017

cara membudidaya tanaman hias(bunga melati)

Bunga melati termasuk dalam suku melati-melatian atau dalam famili Oleaceae. Terdapat sekitar 200 jenis melati yang telah diidentifikasi yang tumbuh pada kawasan tropis dengan suhu yang hangat seperti pada daerah Eurasia, Australasia dan Oceania. Tanaman ini banyak dikembangkan sebagai tanaman hias dengan karakteristik keharumananya.

Dari berbagai bunga melati yang tumbuh di berbagai kawasan tropis di dunia, beberapa jenis melati tumbuh dan dikembangkan di daerah Pulau Jawa. Beberapa jenis melati diantaranya :
  1. Jasminum sambac (melati putih) dengan beberapa macam varietas diantaranya Maid of Orleans, Grand Duke of Tuscany, Menur dan Rose Pikeke
  2. Jasminum multiforum atau Star Jasmine
  3. Jasminum officinale atau melati gambir
Tanaman bunga melati banyak dikembangkan baik sebagai bunga tabur atau tanaman hias, maupun sebagai bahan industri minyak wangi, kosmetik, parfum hingga digunakan sebagai campuran atau pengharum pada teh dan pada produk-produk farmasi lainnya.


Syarat Tumbuh

Seperti tanaman lainya, untuk dapat bertumbuh secara optimal, bunga melati membutuhkan banyak cahaya matahari, karenanya tanaman ini cocok di tanaman di tempat terbuka, dengan tingkat kelembaban udara 50 – 80%. Suhu yang ideal untuk pertumbuhan tanaman ini adalah antara 28 - 36ºC pada siang hari, dan 24 - 30 ºC pada malam hari. Untuk media pertumbuhannya, tanaman bunga melati sangat cocok ditanam pada jenis tanah latosol dan andosol. Tanah latosol adalah tanah yang banyak mengandung zat besi dan alluminium. Jenis tanah ini memiliki tingkat kesuburan yang lebih rendah karena sudah sangat tua.

Tanah ini disebut juga sebagai tanah merah.. Sedangkan tanah andosol adalah tanah yang berasal dari lereng-lereng gunung api. Media tanaman yang ideal adalah yang banyak mengandung bahan organik dan memiliki sistem drainase yang baik. Derajat keasaman tanah yang paling ideal untuk pertumbuhannya adalah tanah dengan pH 5-7. Tanaman melati tumbuh baik pada daerah dengan curah hujan antara 112-119 mm/bulan atau dengan kuantitas hujan selama 6-9 hari hujan setiap bulannya.

Sedangkan iklim yang cocok untuk pertumbuhannya adalah iklim dengan 2 – 3 bulan kering dan 5 – 6 bulan basah. Tanaman melati akan tumbuh dan memiliki produktivitas yang baik bila ditanaman pada lingkungan yang sesuai. Dataran rendah sampai dataran tinggi dengan ketinggian 10 – 1.600 meter di atas permukaan laut (dpl) adalah ketinggian yang ideal. Meski demikian, setiap jenis melati memiliki kemampuannya sendiri-sendiri untuk tumbuh pada daerah dengan ketinggian tertentu, seperti bunga melati putih (Jasminum sambac) yang ideal ditanam pada dataran rendah hingga pada ketinggian 600 m dpl, sedangkan melati Star Jasmine dapat tumbuh dan beradaptasi dengan baik pada daerah dataran rendah hingga pada ketinggian 1.600 m dpl.

Pembudidayaan Tanaman Melati

Pembudidayaan tanaman melati dimulai dari pembibitan, pengolahan media tanam, penanaman, perawatan dan pemeliharaan serta pengendalian hama dan penyakit dan pemanenan. Berikut cara budidaya melati dengan baik dan benar. (dipisah ke postingan #2)
 
Bagian Pembibitan

Untuk penyemaian bibit, tancapkan tiap stek pada media semai sekitar 10 hingga 15 cm dari panjang batang stek, kemudian tutup permukaan wadah penyemaian dengan plastik bening agar udara tetap lembab. Media penyemaian dapat menggunakan campuran tanah atau pasir bersih dalam wadah pot besar atau polybag hingga mencapai tinggi 20 hingga 30 cm. Dasar wadah penyemaian harus diberi lubang-lubang kecil untuk pembuangan air yang berlebihan. Untuk pemeliharaannya, siram penyemaian/pembibitan dengan air bersih hingga basah, secara berkelanjutan dengan frekuensi 1 – 2 kali sehari.

Usahakan bibit stek mendapatkan cukup sinar matahari di pagi hari. Bila telah berakar cukup kuat atau saat telah berumur 1 – 23 bulan, pindahkan penyemaian ke dalam lahan atau media yang lebih besar dengan media berupa campuran tanah, pasir dan pupuk organik dengan perbandingan 1:1:1. Pemeliharaan tidak hanya dilakukan dengan pemupukan dan penyiraman, namun perawatan dan perlindungan terhadap hama juga dibutuhkan. Pestisida dengan dosis rendah dapat diberikan mulai dari saat bibit berumur 3 bulan.


Bagian Penanaman

Bibit semai yang telah siap dan cukup kuat akan dipindahkan ke dalam lahan. Lahan atau lokasi penanaman harus terlebih dahulu bebas dari gulma atau rumput liar, pepohonan juga batu-batu sehingga pengelolaan tanah mudah dilakukan. Tanah harus digemburkan terlebih dahulu dengan dicangkul atau dibajak sedalam 30 – 40 cm dan dibiarkan kering dengan angin selama sekitar 15 hari. Setelah tanah siap, bedengan dibuat dengan lebar 100-120 cm dan tinggi 30-40 cm dengan jarak antara bedeng adalah sekitar 40 – 60 cm dengan panjang yang disesuaikan dengan panjang lahan.

Untuk mengkondisikan tanah sesuai dengan media ideal pertumbuhan melati, pengapuran dapat dilakukan pada tanah dengan tingkat keasaman yang cukup tinggi (pH rendah), sehingga pH tanah dapat ditingkatkan dan menambah unsur-unsur kalsium dan magnesium. Pengapuran dapat dilakukan dengan kapur kalsit (CaCO3), dolomit (CaMg(CO3)2), kapur bakar (Quick lime, CaO) atau kapur hidrat (Slakked lime, Ca(OH)2).

Pemupukan media tanam dapat menggunakan pupuk kandang yang dicampurkan hingga merata dengan lapisan tanah atas. Pupuk kandang dimasukkan ke dalam lubang tanam sebanyak 1-3 kg. Lubang tanam dibuat dengan ukuran sekitar 40 x 40 x 40 cm dengan jarak antar lubang 100 – 150 cm. Tiap lubang ditanami dengan satu bibit melati. Untuk mempermudah dan memaksimalkan pertumbuhan, media tanam dapat disiapkan pada musim kemarau atau 1-2 bulan sebelum musim hujan.

Bagian Perawatan dan Pemeliharaan

Perawatan dilakukan dengan penyiraman dan pemupukan. Untuk mengoptimalkan pertumbuhannya, tanaman perlu disiram setiap hari terutama pada awal pertumbuhan. Siram hingga tanaman cukup basah. Penyiraman terutama sangat dibutuhkan pada masa awal pertumbuhan. Pengairan dilakukan secara kontinyu hingga 1 bulan pertumbuhan tanaman melati pada lahan, pada pagi dan sore hari.

Pemupukan dapat dilakukan secara rutin tiap tiga bulan dan lebih diutamakan ketika melakukan pemangkasan, saat tanaman berbunga dan ketika tanaman sedang kurang sehat. Jenis pupuk yang dapat digunakan antara lain adalah pupuk urea, TSP , dan KCl dengan dosis yang disesuaikan dengan anjuran. Pemupukan dapat dilakukan dengan cara memendam pupuk dalam tanah dengan kedalaman antara 10 – 15 cm di sekeliling tanaman. Pemberian pupuk dapat meningkatkan produksi melati terutama bila menggunakan pupuk yang kaya akan unsur fosfat (P).

Pemeliharaan dengan penyulaman dilakukan juga untuk mengganti tanaman yang mati atau tumbuh tidak normal dengan bibit baru. Teknik penanaman untuk penyulaman sama dengan teknik penanaman awal ketika memindahkan bibit semai ke media tanam. Penyulaman sebaiknya dilakukan dalam waktu kurang dari 1 bulan setelah pemindahan bibit semai ke media tanam sehingga pertumbuhan semua tanaman dapat diseragamkan. Hindari cuaca terlalu panas dan suhu yang terlalu tinggi saat penyulaman. Lakukan di pagi atau sore hari.

Penyiangan terhadap gulma dan rumput-rumput liar harus secara rutin dilakukan, agar tanaman tidak perlu bersaing dengan tanaman-tanaman gulma dalam mendapatkan nutrisi dari tanah dan sinar matahari, sehingga pertumbuhan setiap tanaman melati dapat lebih maksimal.

Cara Meningkatkan Produksi Bunga (Pembungaan)

Untuk semakin meningkatkan produkstivitas tanaman, melati dapat diberikan pupuk dengan kandungan fosfor (P) yang tinggi seperti dengan pupuk Gandasil B (6-20-30) maupun dengan Hyponex biru (10-40-15) dengan dosis yang dianjurkan sesuai dengan yang tertulis pada kemasan. Selain pupu, Zat perangsang tumbuh (ZPT) juga sangat baik untuk pertumbuhan, ZPT yang dibutuhkan terutama adalah Cycocel (Chloromiguat) untuk meningkatkan dan mempertahankan kemunculan bunga melati. Untuk pemberiannya, semprotkan Cycocel dengan konsentrasi 5.000 ppm sebanyak 1.45 kg per tanaman.

Pengendalian Hama dan Penyakit

Pengendalian hama dapat dilakukan dengan pengendalian hayati, dengan memaksimalkan ekosistem pertanian maupun dengan menggunakan pestisida. Pengendalian hayati dilakukan dengan memasukkan, memelihara atau memperbanyak musuh-musuh alami serta menggunakan pestisida selektif. Pengendalian dengan cara ini menghindari atau mengurangi penggunaan pestisida yang berspektrum luas. Pengendalian hama dengan memaksimalkan ekosistem pertanian dilakukan dengan menggunakan bibit yang sehat, melakukan sanitasi kebun, pemupukan yang dilakukan berimbang, pergiliran tanaman serta penggunaan tanaman perangkap.

Beberapa hama yang banyak menyerang tanaman melati diantaranya adalah :
  • Palpita unionalis Hubn. Hama ini seringkali disebut sebagai ulat papita, yang menyerang tanaman melati saat berada dalam bentuk larva (ulat). Pengendalian hama dapat dilakukan dengan cara memotong bagian tanaman yang terserang dan menyemprotkan insektisida seperti Decis 2,5 EC atau Perfekthion 400 E.
  • Hendecasis suplifascialis. Hama ini menyerang tanaman melati dengan menggerek/melubangi bunga sehingga gagal mekar dan terinfeksi sehingga membusuk dan rusak. Pengendalian dengan menggunakan insektisida seperti Desic 2,5E, Cascade 50 EC atau Lannate L.
  • Thrips sp. Hama ini merupakan hama yang menyerang berbagai jenis tanaman dengan mengisap cairan permukaan daun pada terutama daun-daun muda. Untuk pengendaliannya dilakukan dengan mengurangi keragaman tanaman inang di sekitar kebun tanaman melati. Pengendalian dengan insektisida dapat dilakukan dengan menggunakan Mesurol 50 WP, Pegasus 500 SC atau Dicarzol 25 SP.
  • Dialeurodes citri. Hama ini hidup bergerombol dan menempel pada cabang, ranting maupun pucuk. Hama akan mengisap cairan dalam sel sehingga mengganggu proses metabolisme tanaman terutama mengganggu proses fotosintesis. Pengendalian hama dapat dilakukan dengan menyemprotkan insektisida seperti Perfekthion 400 EC/Decis 2,5 EC.
Selain hama, beberapa penyakit juga dapat menyerang dan merusak produksi bunga pada tanaman melati. Penyakit dapat disebabkan oleh jamur maupun parasit. Beberapa contoh penyakit yang dapat menyerang tanaman melati diantaranya adalah :
  • Hawar daun, disebabkan oleh jamur Rhizcotonia solani Kuhn. Penyakit ini menyerang daun yang terletak dekat dengan permukaan tanah.
  • Hawar benang (Thread Blight), disebabkan oleh jamur Marasmiellus scandens Mass, yang menyernag pada bagian cabang tanaman.
  • Hawar bunga (Flower Blight), disebabkan ole jamur Culvularia sp, Fusarium sp, juga Phoma sp. Penyakit ini ditandai dengan bunga yang membusuk, berwarna cokelat muda dan terkadang disertai gugurnya bunga.
  • Bercak daun, disebabkan oleh jamur Pestaloita sp, dimana bercak-bercak berwarna coklat hingga kehitaman akan muncul pada daun.
  • Karat daun, disebabkan oleh Cephaleuros virescens Kunze, yang merupakan ganggang hijau parasit. Penyakit ini terutama menyerang daun-daun yang sudah tua, ditandai dengan munculnya bercak-bercak kemerah-merahan dan berbulu pada daun yang terjangkit.
  • Jamur upas, disebabkan oleh jamur Capnodium salminicolor, yang menyerang batang dan cabang tanaman melati yang berkayu. Penyakit ini ditandai dengan tertutupnya permukaan atas daun dengan kapang jelaga yang berwarna hitam.

Pemanenan

Untuk menentukan apakah bunga telah dapat dipanen, dapat dilihat dari beberapa ciri fisik bunga. Salah satunya ditandai oleh ukuran kuntum bunga yang sudah besar dan masih kuncup atau setengah mekar. Tanaman melati berbunga pada usia tanaman 7-12 bulan. Pemanenan dapat dilakukan hingga tanaman berumur 5 – 10 tahun dan dapat dilakukan pada sepanjang tahun selama berkali-kali. Pemanenan dilakukan dengan memetik bunga, sebaiknya dilakukan pad apagi atau sore hari saat matahari tidak terlalu terik dan cuaca tidak terlalu panas. Hasil panen tertinggi biasanya dicapai pada 1 – 2 minggu awal, kemudian akan menurun dan meningkat kembali 2 bulan kemudian. Setiap tahun, masa berbunga tanaman melati dapat berlangsung hingga 3 bulan.

Setelah dipetik atau dipanen, untuk mempertahankan bunga tetap segar dan tidak cepat layu, bunga dapat dihamparkan pada wadah beralas plastik dan disimpan pada suhu dingin antara 0 – 5ºC.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar